Alat Musik Tradisional Saluang
Saluang adalah alat musik tradisional khas Minangkabau, Sumatera Barat.
Saluang memiliki bentuk yang hampir mirip dengan suling. Saluang terbuat dari
talang atau bambu tipis, Orang Minagnkabau mempercayai bahwa bahan terbaik
untuk membuat saluang berasal dari talang yang digunakan untuk jemuran kain
atau talang yang hanyut di sungai. Kegunaan lain dari talang adalah sebagai
wadah untuk membuat lamang (lemang), yang terbuat dari ketan yang biasanya
didampingi oleh tapai ketan. Lamang tapai merupakan makanan tradisional dari
Sumatra Barat.
Saluang kira – kira memiliki panjang 40 – 60 cm, dengan
diameter 3 – 4cm. Dalam pembuatannya kita harus menentukan bagian atas dan
bawahnya terlebih dahulu untuk menentukan pembuatan lubang, kalau saluang
terbuat dari bambu, bagian atas saluang merupakan bagian bawah ruas bambu. Pada
bagian atas saluang diserut untu dibuat meruncing sekitar 45 derajat sesuai
ketebalan bambu, untuk membuat 4 lubang pada alat musik
tradisional saluang ini mulai dari ukuran 2/3 dari panjang bambu,
yang diukur dari bagian atas, dan untuk lubang kedua dan seterusnya berjarak
setengah lingkaran bambu, untuk besar lubang agar menghasilkan suara yang
bagus, haruslah bulat dengan garis tengah 0,5 cm.
Pertunjukan Saluang biasanya digunanakkan untuk hiburan atau
mengisi acara – acara tertentu seperti acara pesta, pengangkatan penghulu,
khatam Qur'an, Maulid Nabi besar Muhammad SAW, dan masih banyak lagi. Dalam
pertunjukan Saluang biasanya pemain Saluang biasanya akan ditemani seorang
penyanyi, yang akan bernyanyi sambil diiringi alunan musik saluang. Pada jaman
dahulu kabarnya
pemain saluang ini memiliki mantera tersendiri yang berguna untuk menghipnotis
penontonnya. Mantera itu dinamakan Pitunang
Nabi Daud. Isi dari mantera itu kira-kira : Aku malapehan pituang Nabi Daud,
buruang tabang tatagun-tagun, aia mailia tahanti-hanti, takajuik bidodari di
dalam sarugo mandanga bunyi saluang ambo, kununlah anak sidang manusia...... dan seterusnya.
Keutamaan
para pemain saluang ini adalah dapat memainkan saluang dengan meniup dan
menarik napas bersamaan, sehingga peniup saluang dapat memainkan alat musik itu
dari awal dari akhir lagu tanpa putus. Cara pernapasan ini dikembangkan dengan
latihan yang terus menerus. Teknik ini dinamakan juga sebagai teknik manyisiahan angok (menyisihkan napas). Tiap nagari di Minangkabau mengembangkan cara
meniup saluang, sehingga masing-masing nagari memiliki ciri khas tersendiri.
Contoh dari ciri khas itu adalah Singgalang, Pariaman, Solok Salayo, Koto Tuo,
Suayan dan Pauah. Ciri khas Singgalang dianggap cukup sulit dimainkan oleh
pemula, dan biasanya nada Singgalang ini dimainkan pada awal lagu. Sedangkan,
ciri khas yang paling sedih bunyinya adalah Ratok Solok dari daerah Solok. Pemain saluang legendaris
bernama Idris Sutan Sati dengan penyanyinya Syamsimar.
Untuk
saat ini pertunjukan saluang masih sering ada di beberapa acara - acara adat
yang diadakan di beberapa daerah di Sumatra Barat, seperti pawai, pernikahan,
dan acara – acara adat lain.
Berikut adalah video pertunjukan
Saluang :
Komentar
Posting Komentar